Sunday, October 21, 2012

Ibn Tufail

Ibn Tufail Nama Lengkap Ibn Tufail ialah Abu Bakar Muhammad bin Muhammad bin Abdul Malik al-Qaisi (1106-1185 M/500-581 H) , di Erapa dia dikenal dengan nama latin Abubacer . Ibn tufail berasal dari kabilah Qais di Maroko. Dia dilahirkan di Guadiks, dekat Granada, Andalusia. Semasa hidupnya ibn tufail memegang banyak jabatan di Istana al-Muwahidin, yaitu ketika tampuk pemerintahan berada di tangan Amirul Mukminin Abu Ya`kub Yusuf (1163-84). Jabatannya terpenting ialah sebagai dokter istana di Granada dan qadi agung di istana khalifah Abu Ya`kub Yusuf. Dialah pula yang yang mengenalkan Ibn Rusyd (1126-1198 M), rekan dan muridnya sekaligus, kepada Amirul Mukminin.








Ringkasa Cerita hay ibn yaqzan



Hay ibn yaqzan merupakan roman filsafat yang dikarang oleh ibn tufail dengan gaya yang ringan supaya mudah dipaami. Ibn tufail terinpirasi untuk menulis kitab ini dari kitab ibn sina yng berjudul Asrar al-Hikmah al-Masyriqiyah (أسرار الحكمة المشرقية). Walaupun demikian, karya ibn tufail tetap orisinil. Ada 3 tokoh utama dalam kitab Hay ibn yaqzan , yaitu: Hay ibn yaqzan (حي بن يقظان) sebagai symbol atau perumpanan akal murni manusia yang berusaha mencapai kebenaran الحق . Aasal (آسال) : tokoh sufi yang mencari kebernaran dari makna tesirat dari text wahyu dan mengunakan takwil pada nash yang kelihatannya (dhahir) bertentangan dengan akal. Salaman(سلامان ): Jumhur manusia awam yang berpegang pada dhaihir nash, untuk mencapai kebenaran dan kebahagian dunia dan akhirat.

Fase – fase penting:

Setidaknya ada 8 Fase penting dalam kisah petualanga hay ibn yaqzan untuk mencapai alhaq :
• Fase lahir dan masa kanak-kanak hay ibn yaqzan: ada dua pendapat tentang proses kelahiran hay ibn yaqzan. Pendapat pertama hay lahir dari proses alami tanpa orang tua. Dia tercipta dari tanah yang disinari cahaya matahari. Pendapat kedua dia lahir secara normal dari manusia biasa, hasil perkaiwinan sirri. Lalu dia dihanyutkan ke sungai. Meskipun kedua pendapat ini saling bertentagan, namun keduanya sepakat bahwa hay kecil diasuh oleh kijang.
• Fase kedua dimulai ketika hay ibn yaqzan mengtahui keberadan roh. Ketika sang kijang mati, hay sangat merasa kehilangan, lalu dia berusaha mencari kenapa sang ibu mati. Akhirnya dia sampai pada kesimpuan bahwa manhluk bisa hidup karna ada roh.
• Fase ketiga dimulai ketika hay menumukan api dan mengetahui manfaatnya.
• Fase keempat dimulai ketika hay menemukan hukum causality ( sebab – akibat).
• Fase kelima dimulai ketika hay mengethui bahwa alam ini sangat harmony ( wahdat al-alam)
• Fase keenam dimulai ketika hay sampai pada kesimpulan bahwa sang pencipta itu esa, karna tidak mungkin alam bisa harmony kalau penciptanya banyak.
• Fase ketujuh dimulai ketika hay berkeyakinan untuk sampai kepada Allah manusia harus berusaha mensucikan diri dan berusaha “menyerupai” sifatNYa.
• Fase kedelapan terjadi ketika hay bertemu degan aasal, dan salaman. Dan akhirnya dia bereksimpulan bahwa kebenran itu satu, dan bisa dicapai dengan metode yang berbeda, dengan berpegang kepada akal, atau dhahir nash, atau melalui takwil.

Kesimpulan:

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kisah hay ibn yaqzan antara lain:
• Akal murni manusia melalai proses istiqra’ dan merenung bisa mencapai kebenaran yang hakiki.
• Untuk mengarahkan akal dan mengisinya dengan nilai-nilai , akal tidak perlu kepada syariah. Buktinya hay telah mengeahuai banyak hal ( baik dan buruk) sebelum syariah sampai kepadanya.
• Melalaui kitab hay ibn yaqzan, ibnu tufail berusaha memasyarakatkan filsafat, melalui penggunaan analogi sederhana dan dalil-dalil yang mudah dipahami orang awwam. • Berbicara kepada seseorang harus disesuaikan dengan kemampuan intelektual dan daya pikir lawan bicara. Hal ini dapat kita lihat ketika hay meninggalkan salaman dan membiarkan mereka atas keyakinan mereka yang berpegang kepada dhahir nash. Hay tidak memaksa pendapatnya kepada salaman.
• Semua perkara dan permasalahan filosofis harus ditinjau dari maksud dan tujuannya, jangan melihat kulit luar saja. Seperti masalah apakah alam ini baru (haadits) atau qadim. Meskipun kedua kelompok berbeda pendapat dalam kasus ini, tapi tujuan mereka sama,yaitu ingin membuktikan bahwa alam ini mesti ada yang menciptakan.
• Ibn tufail melalui kisah hay ibn yaqzan meyakini bahwa ilmu pengatahuan bisa dicapai melalui experiment.